KONTRASEPSI implan
1.
Pengertian
Kontrasepsi Implan
Merupakan alat kontrasepsi berupa kapsul yang terbuat
dari batang silastik yang berisi hormon progesteron, dipasang pada lengan atas
bagian dalam.
2.
Jenis
Kontrasepsi Implan
a. Norplant
: terdiri dari 6 batang silastik, (p=34mm; diameter=2,4mm; isi=36mg
levonorgestel), cara kerja : 5 tahun
b. Implanon
: terdiri dari 1 batang silastik, (p=40mm; diameter=2mm;
isi=68mg 3-keto-desogestel), cara
kerja : 3 tahun
c. Jadena
atau Indoplant : terdiri dari 2 batang, (isi=75mg
levonorgestel), cara kerja : 3 tahun
3.
Cara
Kerja Kontrasepsi Implan
d. Menghambat
transportasi gamet oleh tuba.
4.
Efektivitas
Kontrasepsi Implan
Implan memiliki efektivitas 0,2-1
kehamilan per 100 perempuan
5.
Keuntungan
Kontrasepsi Implan ( Kontraseptif )
a.
Metode jangka panjang
b.
Kesuburan cepat pulih setelah
pencabutan
c.
Tidak mengganggu hubungan seksual
d.
Tidak mempengaruhi ASI
e.
Tidak memerlukan pemeriksaan
dalam
f.
Tidak mengandung estrogen
g.
Dapat dicabut setiap saat
h.
Klien hanya perlu kembali ke
klinik bila ada keluhan
6.
Keuntungan
Kontrasepsi Implan ( Non-Kontraseptif )
a. Mengurangi
jumlah perdarahan
b. Mengurangi
nyeri haid
c. Mengurangi
anemia
d. Melindungi
terjadinya kanker endometrium
e. Mengurangi
penyakit payudara jinak
f. Mencegah
penyakit radang panggul
g. Menurunkan
angka kejadian endometriosis
7.
Kekurangan
Kontrasepsi Implan.
a.
Perubahan pola haid
b. Mual,
pusing/sakit kepala, nyeri payudara, perubahan mood/kegelisahan
c.
Efektivitasnya akan berkurang
bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
atau obat tuberculosis (rifampisin)
d. Memerlukan
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
e. Penambahan
berat badan
f.
Klien harus kembali ke pelayanan
kesehatan untuk menghentikan pemakaian kontrasepsi
g. Tidak
melindungi diri dari PMS atau HIV/AIDS
8.
Indikasi
Kontrasepsi Implan
a.
Usia reproduksi
b. Telah
memiliki anak/belum
c.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dg
efektivitas tinggi dan jangka panjang
d. Menyusui
ASI
e. Setelah
melahirkan anak dan tidak menyusui
f.
Pasca keguguran
g. Tidak
ingin anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
h. Riwayat
kehamilan ektopik
i.
TD <180/110, dg masalah
pembekuan darah, anemia bulan sabit
j.
Tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi dengan kandungan estrogen
k. Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
9.
Kontra
Indikasi Kontrasepsi Implan.
a. Hamil/diduga
hamil
b. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Riwayat
kanker payudara
d. Tidak
dapt menerima perubahan pola haid
e. Mioma
Uterus dan kanker payudara
f. Gangguan
toleransi gula
10.
Waktu
Mulai Pemasangan Implan
1) Pemasangan
pada hari 1-7 siklus haid (Tidak memerlukan kontrasepsi tambahan)
2) Bila
pemasangan setelah hari ke-7 siklus haid (Jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari)
3) Bila
klien tidak haid (amenorhea), insersi dapat digunakan setiap saat, asal diyakini
tidak hamil. (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari)
4) Bila
menyusui antara 6 minggu - 6 bulan pasca persalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai
kontrasepsi lain
5) Bila
6 minggu pasca persalinan dan telah terjadi haid kembali serta
telah mendapat haid, insersi dapat dilakukan pada hari ke 1-7 siklus haid (Tidak
perlu kontrasepsi tambahan), bila >7 hari siklus haid (Jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7
hari)
6) Pasca
keguguran, insersi dapat segera dilakukan
7) Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah hormonal lain (contoh:pil,AKBK,dll)
dan ingin menggantinya dengan implan. Insersi dapat segera dilakukan, bila
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak
hamil.
8) Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan hormonal
(contoh:suntikan kombinasi dan progestin), insersi dapat dilakukan sesuai
jadwal suntikan sebelumnya (Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan)
9) Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (contoh:IUD,kondom,alami,dll)
dan ingin menggantinya dengan Implan. Insersi dapat segera dilakukan, bila ibu
tersebut tidak hamil atau kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar (Tidak perlu
menunggu sampai haid datang)
11.
Peralatan dan Kunci Keberhasilan Pemasangan Implan
a. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1) Meja periksa
2) Alat penyangga lengan (tambahan)
3) Batang implan dalam kantong
4) Duk steril/DTT
5) Mangkok steril untuk tempat implan.
6) Handscone steril/DTT bebas bedak
7) Sabun Antiseptik
8) Larutan Antiseptik (contoh: betadin/povidon iodin)
9) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
10)
Spuit (5-10ml)
dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5-4 cm (1-1,5inch)
11)
Trokar
10 dan madrin
12)
Skalpel
11 atau 15
13)
Kassa
pembalut, band aid/plester
14)
Kassa
steril dan pembalut
15)
Epinefrin
untuk renjatan anafilaktik(harus ada untuk keadaan darurat)
16)
Klem
penjepit atau forsep mosquito
17)
Bak/tempat
instrumen (tertutup)
b. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1) Tempat pemasangan kapsul dilakukan pada lengan yang jarang
digunakan
2) Gunakan cara pencegahan infeksi yang tepat
3) Kapsul dipasang,sedikitnya 8cm diatas lipat siku, didaerah
media lengan
4) Insisi untuk pemasangan harus kecil, hanya sekedar menembus
kulit
5) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,
superfisial tepat dibawah kulit.
6) Waktu memasukkan trokar jangan dipaksakan
7) Trokar harus dapat mengangkat kulit suntuk memastikan
pemasangan tepat dibawah kulit
8) Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum
kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya, pegang
kapsul yang sudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar
pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
9) Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol
keluar/terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan
dipasang kembali dalam posisi yang tepat
10)
Jangan
mencabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan
periksa seluruh posisi kapsul.
12. Pemasangan Implan
a) TINDAKAN SEBELUM PEMASANGAN IMPLAN
1) Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan
air yang mengalir.
2) Tutup tempat tidur klien dan penyangga lengan dengan kain
bersih.
3) Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan.
4) Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas
lipatan siku.
5) Siapkan tempat, alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat di dalamnya.
6) Buka dengan hati-hati kemasan steril implan. (Jangan menyentuh
bagian dalam kemasan/isinya kecuali dengan alat yang steril/DTT)
7) Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, keringkan dengan kain bersih.
8) Pakai sarung tangan steril/DTT.
9) Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung
kapsul untuk memastikan jumlahnya.
10)
Usap
tempat insisi dengan larutan antiseptik.
11)
Pasang
duk lubang untuk menutupi lengan.
12)
Setelah
memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan obat
anestesi secukupnya.
13)
Lakukan
anestesi pada tempat yang akan dipasang implan
b) PEMASANGAN IMPLAN
1) Cek dengan pinset untuk memastikan apakah obat anestesi
telah bekerja.
2) Pegang skalpel dengan sudut 45◦ (Jangan membuat insisi yang panjang atau
dalam). Buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
3) Ingat
kegunaan kedua tanda pada trokar.
Tanda (1)
dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah
kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
Tanda (2)
dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit
setelah memasang setiap kapsul.
4) Masukkan trokar melalui luka insisi, dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya. (Memasukkan trokar jangan dengan paksaan). Jika terdapat tahanan
coba dari sudut lainnya.
5) Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda
(1) dekat pangkal. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama
pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di
bawah kulit.
6) Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari
trokar.
7) Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar dengan menggunakan
pinset/klem.
8) Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung
trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa.
9) Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangan
untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan
pendorong.
10)
Saat
pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka
insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba
ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari
trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari
terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
11)
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah lateral kanan. Selanjutnya
geser trokar sekitar 450. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi
kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan
sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan
jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang
sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar
dan lakukan seperti sebelumnya.
12)
Pada
pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi
pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka
insisi.
13)
Sebelum
mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul telah terpasang semuanya.
14)
Ujung
kapsul tidak boleh berada di tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar/terlalu
dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali
di tempat yang tepat.
15)
Setelah
kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan
trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1
menit
c) TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN IMPLAN
1. Menutup luka
insisi
a) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit
karena dapat menimbulkan jaringan parut
b) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (bila perdarahan cukup banyak)
2. Perawatan klien
a) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
b) Amati klien kurang lebih 15-20 menit sebelum memulangkan
klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau
bisa diberikan secara tertulis.
13. Pencabutan Implan
a. PERSIAPAN PERALATAN
1) Meja periksa untuk tempat tidur klien.
2) Penyangga lengan atau meja samping
3) Sabun untuk mencuci tangan
4) Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
5) Mangkok steril atau DTT
6) Sepasang sarung tangan steril/DTT.
7) Larutan antiseptic
8) Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
9) Skalpel
10) Klem Lengkung/klem U
11) Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang
2,5-4cm
b. TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
kain bersih.
2) Pakai sarung tangan steril
3) Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
4) Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik.
5)
Gunakan
doek/kain lubang untuk menutupi lengan.
6)
Raba
seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
7)
Setelah
memastikan klien tidak alergi terhadap obat anestesi, Lakukan anestesi.
8)
Sebelum
memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anestesi
telah bekerja.
c. TINDAKAN PENCABUTAN IMPLAN
Metode Standar
1) Tentukan lokasi insisi kira-kira 5 mm dari ujung bawah
kapsul.
2) Buat insisi melintang (4 mm) dengan menggunakan scalpel.
3) Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar/yang
terdekat dengan tempat insisi.
4) Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai
ujung kapsul tampak pada luka insisi.
5) Masukkan klem lengkung dengan lengkungan jepitan mengarah ke
atas
6) Kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.
7) Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan
jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat
siku.
8) Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul
jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul.
9) Ulangi sampai ujung semua kapsul bebas dari jaringan parut
yang mengelilinginya.
10) Dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka
insisi. Sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan
lagi klem lengkung sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat
ujungnya dan secara hati-hati, tarik keluar melalui luka insisi.
11) Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul
dengan cara menggosok-gosok pakai kasa steril/skalpel. Jepit kapsul yang sudah
terpapar dengan menggunakan klem kedua.
12) Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan
hati-hati dengan klem kedua.
13) Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan semua
kapsul sudah dicabut.
Metode Huruf “U”
1) Tentukan lokasi insisi kurang lebih 5 mm dari ujung kapsul.
2) Buat insisi kecil (4mm) memanjang
sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan scalpel.
3) Masukkan ujung klem pemegang implant secara hati-hati melalui
luka insisi.
4) Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan
jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
5) Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul,
buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul
kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah kapsul.
6) Setelah kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan balikkan
pegangan klem 1800 ke arah bahu klien untuk memaparkan ujung bawah
kapsul.
7) Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan kasa steril
8) Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah
terpapar.
9) Gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Metode “ Pop Out”
Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan
biasanya luka insisi lebih kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada
kapsul selama tindakan pencabutan. Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila
lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang. Berikut langkah-langkahnya:
1) Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku
2) Dorong ujung bagian atas kapsul yg telah dipilih dg
menggunakan jari.
3) Pada saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah
kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas ujung kapsul dengan menggunakan
skalpel.
4) Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari
tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul
tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
5) Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai
terasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang
mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
6) Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua
ibu jari
7) Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul (pop-out)
pada luka insisi dan dengan mudah dapat dipegang dan dicabut.
8) Pembalut tekan biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan
atau hanya sedikit merusak jaringan di tempat pencabutan.
d. PETUNJUK PENCABUTAN
Ø Kapsul yang sulit dicabut
Jika
seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien
tampak gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta
datang kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya
pada kunjungan kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
Ø Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua
cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa
diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound.
Ø Kapsul yang putus
Pencabutan
akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkinan
akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan
insisi baru di ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.
e. TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN
Menutup
luka insisi dengan langkah sebagai berikut :
ü Bila klien tidak
ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisi dan
sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik.
ü Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama
10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian balut luka
insisi.
ü Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band
aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester.
14. Intruksi Kepada Klien Untuk
Perawatan Luka Di Rumah
C Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit
kemerahan pada daerah insisi selama beberapa hari, keadaan ini normal.
C Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48
jam.
C Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan
band aid boleh dibuka setelah 3-5 hari.
C Klien dapat segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari
benturan, gesekan,tekanan sspd tempat insisi.
C Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dg
tekanan normal.
C Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi
(demam, radang) pada tempat insisi.
15.
Jadwal
Kunjungan Kembali Ke Klinik
Ø Amenorhea yang disertai nyeri perut bagian bawah
Ø Perdarahan yang banyak dari jalan lahir
Ø Rasa nyeri pada lengan
Ø Luka bekas insisi mengeluarkan darah/nanah
Ø Ekspulsi dari batang implan
Ø Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur
Ø Nyeri dada hebat
Ø Dugaan adanya kehamilan
16.
Penanganan
Efek Samping Setelah Pemasangan Implan
Efek Samping
|
Penanganan
|
Amenorhea
|
Ø Pastikan
kehamilan, bila tidak hamil, cukup konseling saja
Ø Bila
klien tidak bisa menerima amenorhea, angkat implan, gunakan kontrasepsi lain
Ø Bila
terjadi kehamilan, angkat implan, lanjutkan kehamilan
Ø Bila
tjd khmilan ektopik, rujuk klien
|
Perdarahan
Bercak(spotting) ringan
|
Ø Jelaskan
bahwa perdarahan ringan sering terjadi
Ø Bila
klien ingin tetap memakai implan, berikan pil kombinasi atau ibuprofen
3x800mg selama 5 hari
Ø Bila
perdarahan lebih banyak, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari,
kemudian dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi
Ø Atau
berikan 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk
14-21 hari
|
Ekspulsi
|
Ø Cabut
kapsul yang ekspulsi
Ø Periksa
apakah terdapat tanda-tanda infeksi, bila tdk ada infeksi, dan kapsul lain
masih ada, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda
Ø Bila
ada infeksi, cabut seluruh kapsul, pasang kapsul baru pada lengan yang
lain/anjurkan gunakan kontrasepsi yang lain
|
Infeksi Pada Daerah Insisi
|
Ø Bila
ada infeksi tanpa nanah, bersihkan dg sabundan air atau antiseptik
Ø Berikan
antibiotik yang sesuai untuk 7 hari
Ø Implan
jangan dilepas, klien diminta kembali 1 minggu
Ø Bila
tidak membaik, cabut implan, pasang yg baru pada sisi lengan yg lain
Ø Bila
ditemukan abses, bersihkan dg antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar,
cabut implan, lakukan perawatan luka, berikan antibiotik oral 7 hari
|
Berat Badan Naik
|
Ø Kenaikan
Berat Badan 1-2 kg adalah normal
Ø Atur
pola makan bila perubahan berat badan >2kg
Ø Bila
tidak bisa menerima perubahan berat badan, gunakan metode kontrasepsi lain
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar