Selasa, 28 Oktober 2014

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (IUD)



ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR)

1.         Pengertian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
     IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi terdiri dari rangka plastik yang lentur dan benang dengan tembaga atau hormon progestin yang dimasukkan ke dalam rahim, dan harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.

2.       Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.    Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
b.    Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c.     Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

d.      Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
e.       IUD Nova T
Ø Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.
Ø Gambar IUD Nova T :

f.       IUD Mirena
Terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.


3.       Cara Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Ø  Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
Ø  Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
Ø  IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
Ø  Mencegah implantasi hasil pembuahan
Ø  Pada IUD Mirena ada tambahan cara kerjanya yaitu mengentalkan lendir rahim karena pengaruh hormon Levonolgestrel yang dilepaskannya.
4.      Efektivitas Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR memiliki efektivitas 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan

5.       Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.   IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
b.  Metode jangka panjang
c.   Tidak ada efek samping hormonal pada IUD CuT-380A
d.  Tidak perlu mengingat-ingat
e.  Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
f.   Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
g.  Dapat digunakan sampai menopause
h.  Tidak ada interaksi dengan obat-obat
i.      Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

6.      Kekurangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.    Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan) diantaranya :
Ø Haid lebih lama dan banyak,
Ø Perdarahan antarmenstruasi (spotting),
Ø Saat haid lebih sakit (dismenorhea).
b.    Komplikasi lain:
Ø Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan,
Ø Perdarahan berat pada waktu haid / diantara haid yang mengakibatkan anemia,
Ø Perforasi dinding uterus (jarang terjadi bila pemasangannya benar).
c.    Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d.    Perempuan dengan IMS yang memakai AKDR dapat memicu Penyakit Radang Panggul. PRP dapat mengakibatkan infertilitas
e.    Perlu pemerikaan dalam
f.    Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
g.    Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri.
h.    Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
i.     Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
j.        Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

7.       Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.   Usia reproduktif
b.  Keadsaan nulipara
c.   Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
d.  Wanita menyusui
e.  Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.   Post abortus dan tidak infeksi
g.  Risiko rendah dari IMS
h.  Tidak menghendaki metode hormonal
i.    Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.   Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama (kontrasepsi darurat)
k.  Perokok
l.    Gemuk ataupun kurus
m. Penderita tumor jinak/kanker payudara, TD tinggi, sakit kepala/pusing, Varises di tungkai/vulva, penyakit jantung, stroke, DM, hepatitis, epilepsi,Malaria, TBC non pelvik, penyakit tiroid, post kehamilan ektopik, post pembedahan pelvik

8.       Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.   Hamil/diduga hamil
b.  Perdarahan  pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
c.   Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
d.  Tiga bulan terakhir sedang mengalami / sering menderita PRP atau abortus septik
e.  Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi cavum uteri
f.   Penyakit trofoblas yang ganas
g.  Menderita TBC pelvik
h.  Kanker alat genital
i.    Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm                      

9.      Cara Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
A.Alat dan bahan:
1)      Bivalve speculum (kecil, sedang atau besar).
2)     Tenakulum.
3)     Sonde uterus.
4)     Forsep/korentang.
5)     Gunting.
6)     Mangkuk untuk larutan antiseptik.
7)     Sarung tangan DTT.
8)     Cairan antiseptik (misalnya povidon iodine) untuk membersihkan serviks.
9)     Kain kasa/kapas.
10)  Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
11)   Copper T-380A IUD yang masih belum rusak dan terbuka.


B. Langkah-langkah memasukkan lengan AKDR Copper T-380A di dalam kemasan sterilnya:
1)      Pastikan batang AKDR seluruhnya berada di dalam tabung inserter.
2)     Letakkan kemasan di atas permukaan datar, keras dan bersih, dengan kertas penutup transparan berada di atas. Buka kertas penutup di bagian ujung yang berlawanan dari tempat AKDR sampai kira-kira sepanjang setengah jarak dengan leher biru.
3)     Angkat kemasan dengan memegang bagian yang sudah dibuka. Kedua bagian kertas penutup yang sudah terbuka dilipat ke setiap sisinya dan dipegang saat mengangkat, sehingga pendorong tetap steril. Dengan tangan yang lain, masukkan pendorong ke dalam tabung inserter dan dorong hati-hati sampai menyentuh ujung batang AKDR.
4)     Letakkan kembali kemasan pada tempat datar dengan bagian transparan menghadap ke atas.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
5)     Pegang dan tahan kedua ujung lengan AKDR dari atas penutup transparan dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tangan kanan mendorong kertas pengukur dari ujung kemasan yang sudah dibuka sampai ke ujung kemasan yang masih tertutup, sehingga lengan AKDR berada di atas kertas pengukur. Sambil tetap memegang ujung kedua lengan, dorong inserter dengan tangan kanan sampai ke pangkal lengan sehingga kedua lengan akan terlipat mendekati tabung inserter.
6)     Tahan kedua lengan yang sudah terlipat tersebut dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Tarik tabung inserter melewati kedua ujung lengan, kemudian dorong kembali dan putar sampai kedua ujung lengan masuk ke dalam tabung inserter dan terasa ada tahanan.
7)     Leher biru pada tabung inserter digunakan sebagai tanda kedalaman kavum uteri dan penunjuk ke arah mana lengan akan membuka saat dikeluarkan dari tabung inserter.
8)     Pegang leher biru dari atas penutup transparan dan dorong tabung inserter sampai jarak antara ujung lengan yang terlipat dengan ujung leher biru bagian depan (dekat batang AKDR) sama panjangnya dengan kedalaman kavum uteri yang telah diukur dengan sonde. Putar tabung inserter sampai sumbu panjang leher biru berada pada posisi horizontal sebidang dengan lengan AKDR.
9)     AKDR sekarang siap untuk dipasang pada uterus. Buka seluruh penutup transparan secara hati-hati. Pegang tabung inserter yang sudah berisi AKDR dalam posisi horizontal agar AKDR dan pendorong tidak jatuh. Jangan melepas AKDR sebelum tabung inserter mencapai fundus. Sebelum dipasang, tabung inserter jangan sampai tersentuh permukaan yang tidak steril agar tidak terkontaminasi.

C. Langkah-langkah pemasangan AKDR Copper T-380A:
1)      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan lakukan informed concent
2)     Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya
3)     Persiapan alat
4)     Persiapan alat perlindungan diri (celemek,cuci tangan,masker)
5)     Atur posisi pasien & lampu penerang
6)     Pakai sarung tangan steril/DTT
7)     Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna (ulkus, pembengkakan kelenjar bartholini dan kelenjar skene)
8)     Lakukan pemeriksaan Inspekulo (pasang spekulum dalam vagina dan perhatikan cairan vagina, servicitis dan bila ada indikasi, lakukan Pap Smear dan pemeriksaan bakteorologis terhadap Gonorrhoe)
9)     Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi, konsistensi dan mobilitas uterus serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya (nyeri goyang serviks, tumor adneksa)
10)  Lepaskan sarung tangan, masukan dalam clorin 5 %
11)   Masukan lengan AKDR dalam kemasan steril
12)  Pakai sarung tangan steril/DTT
13)  Pasang spekulum & disinfeksi endoserviks dan dinding vagina
14)  Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan  untuk meluruskan dan mestabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko perforasi
15)  Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi dan kedalaman cavum uteri
16)  Atur letak leher biru pd tabung inserter sesuai dengan kedalaman kavum uteri
17)  Masukan tabung inserter dengan hati-hati sampai leher biru menyentuh fundus atau sampai terasa ada tahanan
18)  Lepas lengan AKDR dg teknik withdrawal. Tarik keluar pendorong.
19)  Dorong tabung inserter secara perlahan-lahan ke dalam kavum uteri sampai leher biru menyentuh serviks
20) Tarik keluar tabung inserter (sebagian)
21)  Potong benang kira-kira 3-4cm
22) Lepaskan tenakulum
23) Beri antiseptik (povidon iodine) pada servik, apabila terdapat perdarahan maka pertahankan selama beberapa menit
24) Lepaskan spekulum
25) Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi, lakukan dekontaminasi alat-alat & sarung tangan
26) Cuci tangan di bawah air mengalir
27) Ajarkan pada pasien bagaimana cara memeriksa benang

10.   Cara Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
A.Alat dan bahan:
1)      Bivalve speculum
2)     Forsep/korentang
3)     Mangkuk untuk larutan antiseptic
4)     Sarung tangan DTT
5)     Cairan antiseptic
6)     Kain kasa atau kapas
7)     Sumber cahaya yang cukup.

B. Langkah-langkahnya Pencabutan AKDR:
1)      Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan dan berikan informed consent
2)     Pastikan klien telah mengosongkan kandung kemih
3)     Persiapan alat dan APD
4)     Memposisikan pasien dan lampu penerangan
5)     Pakai sarungtangan steril/DTT
6)     Memasukkan speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR.
7)     Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3 kali.
8)     Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem lurus / lengkung dan tarik benang pelan-pelan. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
9)     Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan, masukkan klem / alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang / ujung AKDR.
10)  Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian mengalami kesulitan menarik seluruhnya dari kanalis servikalis, putar klem pelan-pelan sambil menarik. Bila dari pemeriksaan bimanual didapatkan sudut antara uterus dengan kanalis servikalis sangat tajam, gunakan tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah dan ke atas dengan pelan dan hati-hati, sambil memutar klem.
11)   Setelah berhasil dicabut, tunjukan AKDR kepada pasien
12)  Beri antiseptik (povidon iodine) pada ujung servik, apabila terdapat perdarahan maka pertahankan selama 3 menit
13)  Lepaskan spekulum, bereskan alat, lepas sarung tangan, rendam dalam larutan clorin 5%

11.      Waktu Pemasangan AKDR
a.  Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
b. Hari ke 1-7 siklus haid.
c.  Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan.
d. Post abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
e.  Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi (Kontrasepsi Darurat).

12.    Petunjuk Bagi Klien Pasca Pemasangan AKDR
a.   Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pasca pemasangan
b.  Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, Periksa benang AKDR secara rutin terutama setelah haid
c.   Setelah bulan pertama pemasangan,hanya perlu memeriksa benang bila:
Ø Kram/kejang di perut bagian bawah
Ø Perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama
Ø Nyeri/tdk nyaman selama/setelah senggama
d.   Copper T-380A perlu dilepas saat jangka waktu pemasangan habis, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan.
e.   Kembali ke klinik apabila:
-Terlambat haid (Siklus terganggu)
-Perdarahan yang banyak
- AKDR terlepas /Tidak dapat meraba benang AKDR.
-Merasakan bagian yang keras dari AKDR.
-Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan (infeksi)

13.    Efek Samping Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan Penangannya
Efek Samping
Penanganan
Amenorhea
Ø Periksa sedang hamil atau tidak, apabila tidak jangan lepas IUD, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorhea apabila dikehendaki,
Ø Apabila hamil jelaskan dan sarankan untuk melepas IUD, (jika talinya terlihat & kehamilan kurang dari 13minggu).
Ø Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, IUD jangan dilepaskan.
Ø Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepaskan IUD jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus diamati dan diperhatikan.
Kejang
Ø Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kejang.
Ø Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Bila tidak ditemukan penyebabnya beri analgetik sedikit meringankan.
Ø Apabila klien mengalami kejang yang berat lepaskan IUD dan bantu klien memilih alat kontrasepsi lain.
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
Ø Pastikan&tegaskan adanya infeksi pelvik&khmln ektopik.
Ø Bila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat lakukan konseling dan pemantauan.
Ø Beri ibuprofen (800mg, 3x1) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi 1x1 selama 3 bulan.
Ø IUD memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Ø Apabila klien telah memakai IUD selam lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemia, anjurkan untuk melepas IUD dan bantu memilih metode lain.
Benang yang hilang
Ø Pastikan hamil/tidak. Tanyakan apakah IUD terlepas.
Ø Bila tidak hamil dan IUD tidak terlepas berikan kondom.
Ø Periksa talinya di dalam saluran endoservik dan cavum uterii (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa  haid berikutnya,
Ø Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter.
Adanya pengeluran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Ø Pastikan pemeriksaan untuk Infeksi Menular Seksual.
Ø Lepaskan IUD apabila ditemukan bahwa pasien menderita gonorhoe atau infeksi klamidial, kemudian lakukan pengobatan yang memadai.
Ø Bila terjadi Penyakit Radang Panggul, maka obati dan lepas IUD setelah 48 jam.
Ø Apabila IUD dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.

CATATAN TAMBAHAN :
1.AKDR DENGAN PROGESTIN
Ø AKDR yang mengandung progesteron (Levonorgestrel)
Ø Mengurangi nyeri haid & jumlah darah haid
Ø Tidak mempengaruhi obat epilepsi/TBC
Ø Kontra indikasi : kanker gnetalia/pyudra, DM, miom uterus, riwayat kehamilan ektopik
2. AKDR POST PLASENTA
Ø AKDR yang dipasang segera setelah plasenta lahir
Ø Biasanya dimasukkan 10 menit post plasenta lahir
Ø Potong benang 6 cm (dilakukan sebelum insersi)
Ø Tangan kanan menjepit AKDR dengan ujung telunjuk & jari tengah, telusuri sampai ke fundus, tangan kiri memegang fundus, menekan fundus ke bawah
Ø Kejadian ekspulsi lebih tinggi (6-10%), bila ekspulsi, dapat dipasang kembali dengan AKDR baru
Ø Kontra indikasi : ketuban pecah lama, infeksi intrapartum, perdarahan post partum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar