ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM
(AKDR)
1.
Pengertian
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
IUD (Intra Uterine Device) atau Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi terdiri dari rangka
plastik yang lentur dan benang dengan tembaga atau hormon progestin yang
dimasukkan ke dalam rahim, dan harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu.
2.
Jenis
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya
dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan
luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu
standar, small (kecil), dan mini.
d. Lippes Loop
IUD
ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut
ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm
(tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah
bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik.
e.
IUD
Nova T
Ø Terbentuk
dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak
melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.
Ø Gambar
IUD Nova T :
f. IUD Mirena
Terbentuk
dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon
Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu
menyusui karena tidak menghambat ASI.
3.
Cara
Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Ø
Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
Ø Mempengaruhi fertilisasi sebelum
ovum mencapai kavum uteri
Ø IUD bekerja terutama mencegah sperma
dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
Ø Mencegah
implantasi hasil pembuahan
Ø Pada IUD Mirena ada tambahan cara
kerjanya yaitu mengentalkan lendir rahim karena pengaruh hormon Levonolgestrel
yang dilepaskannya.
4.
Efektivitas
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR memiliki efektivitas 0,6-0,8
kehamilan per 100 perempuan
5.
Keuntungan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.
IUD
dapat efektif segera setelah pemasangan
b. Metode jangka panjang
c.
Tidak
ada efek samping hormonal pada IUD CuT-380A
d. Tidak perlu mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI.
f.
Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
g. Dapat digunakan sampai menopause
h. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
i. Setelah IUD
dikeluarkan, bisa langsung subur
6.
Kekurangan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.
Perubahan
siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
diantaranya :
Ø Haid lebih lama dan banyak,
Ø Perdarahan antarmenstruasi (spotting),
Ø Saat haid lebih sakit (dismenorhea).
b.
Komplikasi
lain:
Ø Merasakan sakit dan kejang selama 3-5
hari setelah pemasangan,
Ø Perdarahan berat pada waktu haid /
diantara haid yang mengakibatkan anemia,
Ø Perforasi dinding uterus (jarang terjadi
bila pemasangannya benar).
c.
Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d.
Perempuan
dengan IMS yang memakai AKDR dapat memicu Penyakit Radang Panggul. PRP dapat
mengakibatkan infertilitas
e.
Perlu
pemerikaan dalam
f.
Sedikit
nyeri dan perdarahan (spotting) segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya
menghilang dalam 1-2 hari
g.
Klien
tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri.
h.
Mungkin
AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang
segera setelah melahirkan)
i.
Tidak
mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal
j.
Klien
harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini
perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak
mau melakukan
ini.
7.
Indikasi
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.
Usia
reproduktif
b. Keadsaan nulipara
c.
Menginginkan
kontrasepsi jangka panjang
d. Wanita menyusui
e. Setelah melahirkan dan tidak
menyusui
f.
Post
abortus dan tidak infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metode hormonal
i.
Tidak
menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.
Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama (kontrasepsi darurat)
k. Perokok
l.
Gemuk
ataupun kurus
m. Penderita tumor jinak/kanker
payudara, TD tinggi, sakit kepala/pusing, Varises di tungkai/vulva, penyakit
jantung, stroke, DM, hepatitis, epilepsi,Malaria, TBC non pelvik, penyakit
tiroid, post kehamilan ektopik, post pembedahan pelvik
8.
Kontra
Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a.
Hamil/diduga
hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
c.
Sedang
menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami
/ sering menderita PRP atau abortus septik
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal
atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi cavum uteri
f.
Penyakit
trofoblas yang ganas
g. Menderita TBC pelvik
h. Kanker alat genital
i.
Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm
9.
Cara
Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
A.Alat dan bahan:
1) Bivalve speculum (kecil, sedang atau
besar).
2) Tenakulum.
3) Sonde uterus.
4) Forsep/korentang.
5) Gunting.
6) Mangkuk untuk larutan antiseptik.
7) Sarung tangan DTT.
8) Cairan antiseptik (misalnya povidon
iodine) untuk membersihkan serviks.
9) Kain kasa/kapas.
10) Sumber cahaya yang cukup untuk
menerangi serviks
11) Copper T-380A IUD yang masih belum
rusak dan terbuka.
B. Langkah-langkah
memasukkan lengan AKDR Copper T-380A di dalam kemasan sterilnya:
1)
Pastikan
batang AKDR seluruhnya berada di dalam tabung inserter.
2)
Letakkan
kemasan di atas permukaan datar, keras dan bersih, dengan kertas penutup
transparan berada di atas. Buka kertas penutup di bagian ujung yang berlawanan
dari tempat AKDR sampai kira-kira sepanjang setengah jarak dengan leher biru.
3)
Angkat
kemasan dengan memegang bagian yang sudah dibuka. Kedua bagian kertas penutup
yang sudah terbuka dilipat ke setiap sisinya dan dipegang saat mengangkat,
sehingga pendorong tetap steril. Dengan tangan yang lain, masukkan pendorong ke
dalam tabung inserter dan dorong hati-hati sampai menyentuh ujung batang AKDR.
4)
Letakkan
kembali kemasan pada tempat datar dengan bagian transparan menghadap ke atas.
5)
Pegang
dan tahan kedua ujung lengan AKDR dari atas penutup transparan dengan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tangan kanan mendorong kertas pengukur dari
ujung kemasan yang sudah dibuka sampai ke ujung kemasan yang masih tertutup,
sehingga lengan AKDR berada di atas kertas pengukur. Sambil tetap memegang
ujung kedua lengan, dorong inserter dengan tangan kanan sampai ke pangkal
lengan sehingga kedua lengan akan terlipat mendekati tabung inserter.
6)
Tahan
kedua lengan yang sudah terlipat tersebut dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri. Tarik tabung inserter melewati kedua ujung lengan,
kemudian dorong kembali dan putar sampai kedua ujung lengan masuk ke dalam
tabung inserter dan terasa ada tahanan.
7)
Leher
biru pada tabung inserter digunakan sebagai tanda kedalaman kavum uteri dan
penunjuk ke arah mana lengan akan membuka saat dikeluarkan dari tabung
inserter.
8)
Pegang
leher biru dari atas penutup transparan dan dorong tabung inserter sampai jarak
antara ujung lengan yang terlipat dengan ujung leher biru bagian depan (dekat
batang AKDR) sama panjangnya dengan kedalaman kavum uteri yang telah diukur
dengan sonde. Putar tabung inserter sampai sumbu panjang leher biru berada pada
posisi horizontal sebidang dengan lengan AKDR.
9)
AKDR
sekarang siap untuk dipasang pada uterus. Buka seluruh penutup transparan
secara hati-hati. Pegang tabung inserter yang sudah berisi AKDR dalam posisi
horizontal agar AKDR dan pendorong tidak jatuh. Jangan melepas AKDR sebelum
tabung inserter mencapai fundus. Sebelum dipasang, tabung inserter jangan
sampai tersentuh permukaan yang tidak steril agar tidak terkontaminasi.
C. Langkah-langkah
pemasangan AKDR Copper T-380A:
1)
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan lakukan
informed concent
2)
Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya
3)
Persiapan alat
4)
Persiapan alat perlindungan diri (celemek,cuci tangan,masker)
5)
Atur posisi pasien & lampu penerang
6)
Pakai sarung tangan steril/DTT
7)
Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna (ulkus,
pembengkakan kelenjar bartholini dan kelenjar skene)
8)
Lakukan pemeriksaan Inspekulo (pasang spekulum dalam
vagina dan perhatikan cairan vagina, servicitis dan bila ada indikasi, lakukan
Pap Smear dan pemeriksaan bakteorologis terhadap Gonorrhoe)
9)
Lakukan
pemeriksaan dalam bimanual untuk
menentukan besar, bentuk, posisi, konsistensi dan mobilitas uterus serta untuk
menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan infeksi atau keganasan dari organ-organ
sekitarnya (nyeri goyang serviks, tumor adneksa)
10) Lepaskan sarung tangan, masukan dalam
clorin 5 %
11)
Masukan
lengan AKDR dalam kemasan steril
12) Pakai sarung tangan steril/DTT
13) Pasang spekulum & disinfeksi
endoserviks dan dinding vagina
14) Pasang tenakulum pada bibir serviks
atas, lakukan tarikan ringan untuk
meluruskan dan mestabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko
perforasi
15) Masukkan sonde uterus untuk
menentukan posisi dan kedalaman cavum uteri
16) Atur letak leher biru pd tabung
inserter sesuai dengan kedalaman kavum uteri
17) Masukan tabung inserter dengan
hati-hati sampai leher biru menyentuh fundus atau sampai terasa ada tahanan
18) Lepas lengan AKDR dg teknik withdrawal. Tarik keluar pendorong.
19) Dorong tabung inserter secara perlahan-lahan ke dalam kavum uteri
sampai leher biru menyentuh serviks
20) Tarik keluar tabung inserter
(sebagian)
21) Potong benang kira-kira 3-4cm
22) Lepaskan tenakulum
23) Beri antiseptik (povidon iodine)
pada servik, apabila terdapat perdarahan maka pertahankan selama beberapa menit
24) Lepaskan spekulum
25) Buang bahan-bahan habis pakai yang
terkontaminasi, lakukan dekontaminasi alat-alat & sarung tangan
26) Cuci tangan di bawah air mengalir
27) Ajarkan pada pasien bagaimana cara
memeriksa benang
10.
Cara
Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
A.Alat
dan bahan:
1)
Bivalve
speculum
2)
Forsep/korentang
3)
Mangkuk
untuk larutan antiseptic
4)
Sarung
tangan DTT
5)
Cairan
antiseptic
6)
Kain
kasa atau kapas
7)
Sumber
cahaya yang cukup.
B.
Langkah-langkahnya Pencabutan AKDR:
1)
Jelaskan
pada klien prosedur yang akan dilakukan dan berikan informed consent
2)
Pastikan
klien telah mengosongkan kandung kemih
3)
Persiapan
alat dan APD
4)
Memposisikan
pasien dan lampu penerangan
5)
Pakai
sarungtangan steril/DTT
6)
Memasukkan
speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR.
7)
Mengusap
serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3 kali.
8)
Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan
menggunakan klem lurus / lengkung dan tarik benang pelan-pelan. Untuk mencegah
benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan. Bila
benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka jepit
ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
9)
Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak,
periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung.
Bila tidak ditemukan, masukkan klem / alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri
untuk menjepit benang / ujung AKDR.
10) Bila sebagian AKDR sudah tertarik
keluar tetapi kemudian mengalami kesulitan menarik seluruhnya dari kanalis
servikalis, putar klem pelan-pelan sambil menarik. Bila dari pemeriksaan
bimanual didapatkan sudut antara uterus dengan kanalis servikalis sangat tajam,
gunakan tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah dan ke
atas dengan pelan dan hati-hati, sambil memutar klem.
11)
Setelah
berhasil dicabut, tunjukan AKDR kepada pasien
12) Beri antiseptik (povidon iodine)
pada ujung servik, apabila terdapat perdarahan maka pertahankan selama 3 menit
13) Lepaskan spekulum, bereskan alat,
lepas sarung tangan, rendam dalam larutan clorin 5%
11.
Waktu Pemasangan AKDR
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang
dapat dipastikan klien tidak hamil.
b. Hari ke 1-7 siklus haid.
c. Segera setelah melahirkan, selama 48
jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila
menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi
pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan.
d. Post abortus (segera atau dalam
waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
e. Selama 1 sampai 5 hari setelah
senggama yang tidak dilindungi (Kontrasepsi Darurat).
12.
Petunjuk Bagi Klien Pasca Pemasangan AKDR
a. Kembali memeriksakan diri setelah 4-6
minggu pasca pemasangan
b. Selama bulan pertama mempergunakan
AKDR, Periksa benang AKDR secara rutin terutama setelah haid
c. Setelah bulan pertama
pemasangan,hanya perlu memeriksa benang bila:
Ø Kram/kejang di perut bagian bawah
Ø Perdarahan (spotting) diantara
haid/setelah senggama
Ø Nyeri/tdk nyaman selama/setelah
senggama
d. Copper T-380A perlu dilepas saat jangka
waktu pemasangan habis, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan.
e. Kembali ke klinik apabila:
-Terlambat haid (Siklus terganggu)
-Perdarahan yang banyak
- AKDR terlepas /Tidak dapat meraba benang AKDR.
-Merasakan bagian yang keras dari AKDR.
-Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
(infeksi)
13.
Efek Samping Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
dan Penangannya
Efek Samping
|
Penanganan
|
Amenorhea
|
Ø Periksa
sedang hamil atau tidak, apabila tidak jangan lepas IUD, lakukan konseling
dan selidiki penyebab amenorhea apabila dikehendaki,
Ø Apabila
hamil jelaskan dan sarankan untuk melepas IUD, (jika talinya terlihat &
kehamilan kurang dari 13minggu).
Ø Apabila
benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, IUD jangan
dilepaskan.
Ø Apabila
klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepaskan IUD
jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi
serta perkembangan kehamilan harus diamati dan diperhatikan.
|
Kejang
|
Ø Pastikan
dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kejang.
Ø Tanggulangi
penyebabnya apabila ditemukan. Bila tidak ditemukan penyebabnya beri analgetik
sedikit meringankan.
Ø Apabila
klien mengalami kejang yang berat lepaskan IUD dan bantu klien memilih alat
kontrasepsi lain.
|
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
|
Ø Pastikan&tegaskan
adanya infeksi pelvik&khmln ektopik.
Ø Bila
tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat
lakukan konseling dan pemantauan.
Ø Beri
ibuprofen (800mg, 3x1) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi
1x1 selama 3 bulan.
Ø IUD
memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Ø Apabila
klien telah memakai IUD selam lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita
anemia, anjurkan untuk melepas IUD dan bantu memilih metode lain.
|
Benang yang hilang
|
Ø Pastikan
hamil/tidak. Tanyakan apakah IUD terlepas.
Ø Bila
tidak hamil dan IUD tidak terlepas berikan kondom.
Ø Periksa
talinya di dalam saluran endoservik dan cavum uterii (apabila memungkinkan
adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya,
Ø Apabila
tidak ditemukan rujuk ke dokter.
|
Adanya pengeluran cairan dari vagina atau dicurigai adanya
PRP
|
Ø Pastikan
pemeriksaan untuk Infeksi Menular Seksual.
Ø Lepaskan
IUD apabila ditemukan bahwa pasien menderita gonorhoe atau infeksi klamidial,
kemudian lakukan pengobatan yang memadai.
Ø Bila
terjadi Penyakit Radang Panggul, maka obati dan lepas IUD setelah 48 jam.
Ø Apabila
IUD dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
|
CATATAN TAMBAHAN :
1.AKDR DENGAN
PROGESTIN
Ø AKDR yang mengandung progesteron
(Levonorgestrel)
Ø Mengurangi nyeri haid & jumlah darah
haid
Ø Tidak mempengaruhi obat
epilepsi/TBC
Ø Kontra indikasi : kanker
gnetalia/pyudra, DM, miom uterus, riwayat kehamilan ektopik
2. AKDR POST PLASENTA
Ø AKDR yang dipasang segera setelah
plasenta lahir
Ø Biasanya dimasukkan 10 menit post
plasenta lahir
Ø Potong benang 6 cm (dilakukan sebelum
insersi)
Ø Tangan kanan menjepit AKDR dengan
ujung telunjuk & jari tengah, telusuri sampai ke fundus, tangan kiri
memegang fundus, menekan fundus ke bawah
Ø Kejadian ekspulsi lebih tinggi
(6-10%), bila ekspulsi, dapat dipasang kembali dengan AKDR baru
Ø Kontra indikasi : ketuban pecah
lama, infeksi intrapartum, perdarahan post partum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar